SMK AL AMANAH

Vocational Islamic High School

Gerakan Nasional Aksi Bergizi SMK Al Amanah

Kementrian Kesehatan dan SMK Al Amanah menyelenggarakan kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi, dalam rangka mencegah kasus stunting di Indonesia pada Rabu, 22 Oktober 2022. Stunting sendiri adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Pendidikan mengenai stunting perlu diketahui oleh para peserta didik agar mereka bisa menghadapi berbagai permasalahan terkait stunting pada diri mereka sendiri khususnya dan sebagai bekal ketika mereka memiliki anak nantinya sebagai pencegahan stunting di generasi selanjutnya.

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada perempuan usia ≥15 tahun sebesar 22,7% sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.

Remaja putri ( rematri ) rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi, rematri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat serta diet yang kadang keliru di kalangan rematri. Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan , bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak. Angka Kematian Ibu ( AKI ) menurut Survei Penduduk Antar Sensus ( SUPAS ) 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dan penyebab utama kematian ibu adalah pre eklampsia dan eklampsia (32,4%) serta perdarahan paska persalinan (20,3%) dimana salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan paska persalinan adalah anemia.

Video : Pelaksanaan Gerakan Aksi Bergizi di SMK Al Amanah, Rabu, 22 Oktober 2022

Oleh karena itu, terdapat beberapa upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang dapat dilakukan oleh rematri diantaranya :

  1. Meningkatkan asupan sumber makanan sumber zat besi seperti : hati, ikan, daging, unggas, sayuran berwarna hijau tua dan kacang – kacangan.
  2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi diantaranya pada tepung terigu, beras, minyak goring, mentega dan beberapa snack.
  3. Suplementasi zat besi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, maka pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada rematri dilakukan setiap 1 kali seminggu. Pemberian TTD ini diberikan secara blanket approach dimana seluruh rematri diharuskan meminum TTD untuk mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh tanpa dilakukan skrining awal terlebih dahulu.

Dalam hal ini, Puskesmas Andalas sudah melakukan sosialisasi dan distribusi TTD ke sekolah – sekolah di wilayah kerja Puskesmas Andalas, namun berdasarkan survey di lapangan, masih banyak rematri yang tidak meminum TTD tersebut dengan alasan takut, mual dan sebagainya. Maka untuk mengatasi masalah kekhawatiran tersebut, perlu diketahui oleh rematri bahwa :

  1. Konsumsi zat besi secara terus menerus tidak akan menyebabkan keracunan karena tubuh mempunyai sifat autoregulasi zat besi. Bila tubuh kekurangan zat besi, maka penyerapan zat besi yang dikonsumsi akan banyak, sebaliknya bila tubuh tidak kekurangan maka penyerapan zat besi hanya sedikit sehingga aman dikonsumsi sesuai program.
  2. Konsumsi TTD kadang menimbulkan efek samping berupa : nyeri/perih di ulu hati, mual muntah dan tinja berwarna hitam. Hal ini tidak berbahaya dan untuk mengurangi gejala di atas, sangat dianjurkan minum TTD setelah makan atau malam sebelum tidur.
  3. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan buah – buahan sumber vitamin C ( jeruk, papaya, mangga, jambu biji dan lain lain) dan sumber protein hewani ( hati, ikan, unggas dan daging ).
  4. Hindari konsumsi TTD bersamaan dengan teh, kopi, tablet kalsium dosis tinggi dan obat sakit maag terutama yang mengandung kalsium karena akan menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.

Diharapkan dengan paparan di atas, rematri dapat menghilangkan kekhawatiran untuk minum TTD dan dapat meminum TTD setiap 1 kali seminggu sesuai harapan program. Kegiatan ini juga diikuti oleh peserta didik putra yang memeriahkan acara dengan agenda makan makanan bergizi cukup bersama-sama.

Follow by Email
Instagram
Telegram
WhatsApp